Selasa, 20 Juni 2017

Cinta???

Aku tak paham arti cinta yang sesungguhnya. Bisa jelaskan padaku definisi cinta? Apakah cinta itu saat dua hati saling bersandar? Apakan cinta itu perasaan saling jujur yang pernah ada? Apakah cinta hanya bualan bualan manis? Apakah cinta itu rasa percaya? Atau apakah cinta itu saat dua insan saling tersenyum tulus dengan mata bersinar saat bertemu? Ah ntah. Memikirkannya pun aku tak pernah paham.

Dari berbagai buku yang kubaca. Cinta itu indah. Cinta itu kebahagiaan. Cinta itu anugrah Tuhan yang tak perlu disia siakan. Mencintai atau dicintai. Tinggal pilih.

Ketika memutuskan untuk dicintai rasanya terlihat menyenangkan. Tapi menurutku ketika seseorang mencintai ku akan ada beban yang harus ku pangku. Aku tak bisa jatuh cinta hanya karena dia mencintaiku. Dan dia yang mencintaiku akan merasakan akhir yang tak bahagia.

Tapi ketika aku memilih mencintai aku tau lambat laun aku yang merasa sakit. Aku mencintai seseorang dengan perasaan bahagia. Menyandarkan separuh hatiku karena tak sepenuhnya yakin. Tapi aku tetap bersandar. Bodoh bukan? Tapi kebahagiaan datang ketika aku dapat mencintai seseorang. Dan ketika dia mengabaikanku, saatnya aku untuk berhenti mencintai. Itulah senangnya mencintai. Kita yang memulai kita pula yang tau kapan harus mengakhiri.

Terkadang aku bertanya. Apa ini definisi cinta? Bukan rasa kagum? Bukan rasa persahabatan? Apa melalui cinta salah satu harus tersakiti?

Aku merasa senang di dekatnya. Senyumku tak pernah luntur barang 1 menitpun. Dia lelaki baik. Sangat baik. Aku benci fase ini. Sungguh aku sangat membenci masa masa seperti ini.

Aku benci saat dimana aku tak pernah marah walau dia melakukan kesalahan besar. Aku benci kemarahanku surut karena menatap matanya. Aku benci saat aku hafal harum badannya. Aku benci ketika aku percaya semua ucapannya. Aku benci ketika harus menahan rasa penasaran untuk menanyakan keadaannya. Aku benci tetap menanti walau tak tau apakah dia akan datang. Aku benci saat dia menggenggam tanganku. Aku benci ketika aku harus menunggunya memberiku kabar. Aku benci ketika aku tak bisa berhenti khawatir. Aku benci ketika dia membuatku tertawa. Aku benci ketia dia selalu membuat kenangan indah denganku tapi dihatinya tak pernah ada namaku.

Ini yang namanya cinta? Inikah rasa jatuh cinta? Begitu tolol dan tak tau diri. Sungguh memalukan. Kenapa harus aku yang merasakan. Aku tau akan berakhir seperti apa. Aku tau. Bisakah kita bertukar tempat. Bisakah kau biarkan aku bahagia?

Aku ingin merasakan dikhawatirkan. Aku ingin merasakan membuat kenangan manis hanya untuk main main. Aku ingin membual tentang janji janji. Aku ingin menatap matamu. Hanya menatap tanpa perasaan. Aku ingin menggenggam tanganmu. Hanya menggenggam. Sama seperti perlakuanmu padaku. Sungguh. Bisakah kita bertukat tempat barang sekali saja. Aku ingin lihat bisakah kau bertahan dengan perasaan itu. Berapa lama kau bisa bertahan? Aku sungguh penasaran.

Dulu kupikir dicintai adalah hal paling membahagiakan. Ketika aku merasakan dikhawatirkan. Ketika aku merasakan dirindukan. Ketika bukan aku yang terlalu berharap. Ketika bukan aku yang berusaha. Ketika aku hanya perlu duduk manis manata hati dan belajar mencintai juga. Tapi nyatanya? Belajar mencintai sungguh bukan hal mudah. Andai aku bisa menentukan kapan dan pada siapa aku jatuh cinta. Kupikir itu lebih mudah.

Ketika aku tak mencintai seseorang seperti dia mencintaiku yang kulakukan adalah lari. Begitu jauh hingga dia tak bisa menggapaiku. Kubuat sayatan demi sayatan dihatinya. Kupikir lebih baik membuat sayatan di awal dari pada berpura pura menerima dengan baik dan berakhir dengan sayatan luka yang lebih dalam. Setidaknya jika aku membuat sayatan di awal akan ada masa dimana sayatan itu pulih. Lantas dia bisa perlahan mencari penambat luka yang baru tanpa terpuruk begitu lama. Sayatan di akhir hanya akan menyakitinya lebih lama. Benar bukan?

Aku tak ingin menyakiti seseorang hanya karena dia mencintaiku. Kupikir cinta itu hal sakral dan suci. Tak bolah dipermainkan. Menyakiti bukan jalan terbaik. Mungkin menghindar juga bukan. Tapi jika ada dua pilihan. Antara menyakiti dan menghindar aku pilih menghindar. Dengan menghindar dia bisa berpikir bahwa aku tak menerimanya. Dia bisa mencari yang lain tanpa melalui proses sakit hati. Kecewa mungkit tapi tidak begitu sakit.

Ketika orang belajar tentang cinta bisa diibaratkan dengan kawanan anak burung yang mulai ditinggal induknya. Belajar bertahan walau tak mudah. Mencari jalannya masing masing. Lebih sering terjatuh dari pada terbang tinggi. Pilihannya hanya memangsa atau dimangsa. Menyakiti atau disakiti. Sama seperti cinta bukan.

Bisa beri tau aku apa arti cinta yang sebenarnya. Apakah rela tersakiti termasuk rasa cinta? Apakah rasa ingin melindungi juga cinta? Apakah rindu juga cinta? Lantas cinta yang dianggap sakral itu seperti apa?

Aku ingin berhenti mencemaskanmu. Aku ingin berhenti mempedulikanmu. Aku ingin berhenti menunggu kabarmu. Aku ingin berhenti menyesap kopi sembari bertanya kau sedang apa. Aku ingin berhenti tersenyum saat menatap matamu. Aku ingin melupakan harum badanmu. Aku ingin berhenti percaya semua ucapanmu. Aku ingin berhenti merasa aman ketika kau menggenggamku dan menatap mataku.

Apa ini definisi cinta yang sebenarnya? Terlalu naif dan kekanak kanakkan.

Sabtu, 17 Juni 2017

Mimpi dan Harapan

Kali ini balik lagi soal masalah remaja remaja saat ini. Gak melulu soal cinta atau kata kata manis gak tau diri yang bikin hati tambah mellow. Sometime, i think a lot of problem about my self, my friends, and a lot of people. Khususnya remaja aja lah ya.

Mimpi. Kalian semua pasti punya mimpi kan? Gak melulu hidup kalian monoton tanpa ada rasa untuk menggapai suatu hal? Mungkin ada beberapa ABG yg masih mikir "Udah lah jalanin aja dulu. Ngalir aja coy." Atau "Hidup gue masih panjang woy. Semua udah ada yang ngatur." Atau "Masih SMP kali ah. Masa depan masi jauh" dan berbagai pemikiran indah yang dangkal lainnya.

Of course. Gue setuju kok beberapa pendapat itu. For exemple "Semua udah ada yang ngatur." Nah ini bener banget nih. 100% bener. Berarti orang orang berpemikiran gini percaya sama kuasa Tuhan. Gue acungin jempol.

Hebat aja gitu. Mereka gak egois dan percaya Tuhan. Semoga masuk surga deh ya. Hahaha.

Tapi nih ya tapi....

Takdir itu ada yang bisa diubah sesuai usaha kita dan doa kita. Percaya gak percaya harus percaya nih. Bener kalok takdir ada yang ga bisa diubah. Seperti kematian. Setuju kan?

Tapi proses menuju kematian itu bisa diubah. Sorry, this is just my opinion. Bagi yang gak setuju. It's okay. Kita sama sama belajar.

Misal nih ya. Misal. Lo bakal mati hari Rabu di penjara. Misal aja lo kena kasus nih. Amit amit tapi ya. Lo bakal tetep mati tuh hari Rabu. Tapi bisa aja lo gak mati di penjara. Bisa aja yang tadinya lo dipenjara karena nyolong, terus hari saat lo mau nyolong lo inget Tuhan dan gak jadi nyolong. See? Lo tetep mati tapi di tempat yang lebih elit kan? Intinya satu. Inget Tuhan aja.

Kan jadi mati kan bahasnya. Mianhae. Sorry. Maaf.

Nah tadi perumpaan tentang takdir yang bisa diubah. Masa depan juga gitu. Tuhan pasti mertimbangin kok. Gimana jalan hidup kalian kalok kalian baik. Dan juga kalok kalian buruk.

Oke back to mimpi.

Dulu nih dulu banget waktu masih SMP. Oke bongkar aib 1 lagi. Gue gak pernah sekalipun punya mimpi. Gue pernah ada di masa "Oke. Semua udah ada yang ngatur. Ngalir aja lah ya". Gue gak pernah mimpi juara 1 lah. Gue gak pernah mimpi dapet beasiswa lah. Gue gak pernah mimpi yang tinggi tinggi. Karena sadar aja kalok impian gak terkabul pasti nyesel. Yes that is pemikiran yang cetek. Super duper cetek. Harapan gue dari dulu cuma Tuhan kasih yang terbaik buat gue. Udah itu aja.

Dan endingnya? Masa SMP gue bener bener flat. Gaada gejolak sedikitpun. Ya gue bukan murid yang bodo bodo banget sih ya. Tapi hikmahnya. I have a lot of friends. Mau itu satu sekolah. Mau beda sekolah. Mau cewek. Cowok. Mau yang nakal. Mau yang baik sampe pendiem. Gue ajak temenan. Karena emang tujuan gue DULU "I must have a lot of friends" Ya setiap hal apa yang kita ambil pasti ada hikmahnya si.

Sampe akhirnya masuk kelas IX D. Demi apa ini kelas ter-rame ter-gataudiri ter-banyak masalah ter ter ter lah pokoknya. Disitu gue balik lagi satu kelas sama sahabat SD gue. Namanya Elsa Malinda (Elsa). Dan gue deket sama satu orang yang namanya Anisa Kartikasari (Sasa). Gtw gimana dari Anisa jadi Sasa. But. It's okay.

Disitu kita kantin bareng. Berangkat bareng. Pulang bareng. Cerita apapun. Udah kayak keluarga lah pokoknya. Bisa dibilang mereka orang paling ngerti jalan iduh gue. Kita masih sahabatan sampe sekarang kelas XI otw kls XII nih.

Bareng mereka gue jadi terpacu. Jujur dulu gak penah mikir "Oke. Gue harus lebih dibanding mereka" NO. GAK PERNAH SEKALIPUN. Dipikiran gue cuma "Kita harus sukses bareng" udah itu aja. Apapun yang terjadi sukses itu suatu kewajiban. Gak idup kalok nggak sukses. Success is not your destination. But success is you’re jurney. (Kata Pak Bagyo ini)

Dulu. Kalok ditanya "Tam mau lanjut SMA mana?" Cuma bisa diem terus endingnya bilang "Belum tau nih". Sampe akhirnya detik detik menjelang try out try out sialan itu, gue mutusin. "Oke. Gue mau mondok. Di jogja." Bilang lah ke orang tua. Ke kakek. Ke nenek. Ke keluarga besar. Ke sahabat. Mereka semua tau.

Akhirnya UN dan semua kertas sialan itu berlalu. Hadirlah hari bebas bagi kelas IX. Gue cuma fokus "Oke Pondok Jogja" Kenapa mondok? Banyak yg tanya. Dan di pikiran gue cuma ada jawaban "Nanti kalok gue mati terus amal gue kurang gue mau masuk surga gimana." Itu pertama. Dan yang kedua "Nanti kalok gue punya anak terus anak gue tanya tentang agama dan gue gabisa jawab gimana." Sumpah itu yang kedua TOLOL. Gtw gimana bisa mikir sejauh itu.

Dan kenapa Jogja? Karena pertama kali gue kesana. Gue jatuh cinta. Jogja bener bener kayak narik gue buat tetep tinggal gitu lo. Ah gatau jelasinnya gimana. Pokoknya gue jatuh cinta sama jogja. Kalok suruh pilih Bali atau Jogja. 100% Jogja. Gabisa diganggu gugat.

Pengumuman kelulusan kurang beberapa hari nih. Udah mantep ati. Udah minta doa in sana sini. Dan suatu malem ibu bilang "Nduk. Kok kayanya pondoknya kurang bagus ya? Gimana kalok nanti hasilnya keluar ibu aja yang pilihin sekolah. Batang aja yang deket." Kaget. Gtw mau ngomong apa. Cuma bisa nangis semaleman. Nah ini nih. Ini bukti. Bahwa apapun yang udah kita rencanakan. Udah kita doain. Bisa aja berubah dalam 1 hari karena kuasa Tuhan.

Nah dari hari itu muncullah pikiran "Kalok nem nya dikit gimana?" "Kalok gabisa masuk Smantang gimana?" "Semua anaknya bude pakde lulusan Smantang semua" *Gak berarti sekolah lain jelek lo ya. NO!* Terus gue mikir "Mungkin emang ini jalan yang Tuhan atur buat gue. Siapa tau kalok mondok gue sakit sakitan. Siapa tau gue malah gabetah terus kabur?" Gue coba terima ajalah ya.

Hari H dateng nih. Pengumuman kelulusannya sore gitu. Terus waktu bapak mau berangkat bilang dong. Intinya gue mau ikut buat liat hasilnya. Dan tau apa jawaban bapak? "NANTI KALOK HASILNYA JELEK MALU. DISANA NANGIS. UDAH TUNGGU RUMAH AJA." Itu kagetnya bukan main. Demi apa itu rasanya ketika orang tua lo sendiri ragu sama anaknya.

Akhirnya nunggu nih dikamar. Karena lama pakek banget. Gue ketiduran. Ini pules banget sih. Bangun bangun udah malem gitu. Ketika buka mata di otak langsung mikir NEM GUE WOY. Larilah keruang tengah. Udah duduk nih ibu bapak. Terus gue tanya dong ya. "Gimana bu pak nilainya?" Dan yang tercetus cuma "Kemaren waktu UN bisa gak sih? Kalok gini mau lanjut sekolah mana" Dipikiran gue cuma "Mati lo mati. Nem gue terendah nih. Gila parah. Gue harus daftar mana. Nanti keluarga bilang apa? Temen temen ibu yang notabennya guru terus tanya hasil gue ibu harus jawab apa." Semua pikiram setan itu dateng. Gue cuma bisa nunduk sambil nangis doang. Diomongin panjang kali lebar kali tinggi dan ketika gue buka tuh selembar kertas. Nilai gue gak jelek jelek amat broooo. Serius. Gabisa dibilang bagus sih. Tapi semua pikiran setan itu langsung ilang.

Udah seneng nih. Intinya bersyukur lah ya. Udah tanya tanya temen nem mereka berapa. Udah yakin bisa bisa lanjut ke sekolah yang diimpikan. Udah free beban di otak.

Tiba tiba.......

Malem harinya, ibu buka pintu kamar. Bawa laptop dan bilang "Udah sekaran pilih universitas sama jurusan buat kuliah." Gue cuma melotot tanpa berkedip saking kagetnya. Cuma diem dalam waktu cukup lama. Gila kalik ah masuk SMA aja belum. Gitu gue mikirnya. Malem itu gue gajawab sama sekali.

Sampe suatu malam kejadian itu keulang lagi. Gue disodorin laptop terus suruh browsing. Sampe malem banget gue gabisa jawab. Efek gapunya mimpi gini nih. Terus ibu bilang "Yaudah kalok gabisa milih malem ini. Mending jadi guru kayak ibu." Gatau kenapa gue nangis saking ogahnya. Tau aja gitu capeknya ibu gimana kalok kerjaan numpuk. Gue gamau demi apapun. Dan malam itu terpilihlah satu jurusan Psikologi. Dipikiran gue cuma "Asik nih bisa baca gerak orang. Bantuin orang yang susah." Udah gitu. Ibu cuma bilang "Mau jadi apa kamu? Yaudah jalanin dulu."

Sampe akhirnya kenaikan kelas dari kelas X ke kelas XI. Dan ternyata gue gamasuk peminatan SOSIOLOGI. Sedangkan Psikologi amat sangat butuh sekali pelajaran itu. For your information sekolah gue ipa ada 7 kelas. Setiap kelas ada peminatan tentang pelajaran ips. Kelas gue kedapetan EKONOMI sama SOSIOLOGI. Intinya kls XI SOSIOLOGI ilang dikelas gue. Gue gapaham istilah istilah ekonomi. Demi apa ini jujur. Sampe sekarang.

Udah hampir putus asa tuh. Gatau pengen masuk jurusan apa. Ngomong lah sama ibu tentang sosio itu. Ibu cuma nyodorin laptop sambil bilang "Pilih yang lain." Nangis woy gue nangis lagi.

Sampe akhirnya gue udah nentuin 1 jurusan yang pengen banget gue ambil. Beserta universitasnya. Demi apa rasanya seneng banget. Kayak idup gue udah mulai ada tujuannya nih. Gabisa bilang sih ya pengen masuk mana dengan jurusan apa. Karena prinsip gue "Biarkan mimpi hanya kita yang tau atau mungkin tambah beberapa orang kepercayaan kita. Biar kalau kita jatuh ada yang nguatin dan gak gitu malu sama orang orang yang cuma tau cassing kita."

Gue bukan dari keluarga kaya. Tapi gue bahagia. Sekarang gue udah punya mimpi yang harus gue dapetin. Setiap ibadah gue, doa gue udah ada tujuannya. Gak cuma oke GOD i believe with u. Thats nothing. Gak guna. Jangan cuma diem! Gapai mimpi kalian! Gapai takdir kalian!! 

Gak cuma doa dan ibadah yang harus kalian kencengin. Tanpa usaha, kalian cuma butiran debu. Impian kalian bisa aja kok banyak yang pengen juga. Jadi bersainglah sekuat kalian. Kalian bisa! Pasti! Kepercayaan juga salah satu kunci.

Mungkin ketika gue nulis ini gue masih anak SMA yang otw kelas XII. Bocah ingusan yang sok pengen kasih motivasi. But let see. Beberapa tahun kedepan gue yang cuma modal tulisan gini bisa jadi apa. Dan pembaca ini juga jadi apa.

Tujuan gue nulis pengalaman ini cuma satu. Jangan pernah hidup mengalir gitu aja. Ayo lawan. Ayo gapai mimpi kalian. Semua memang udah diatur. Tapi pasti cara cara menuju kesuksesan bisa berubah. Jangan jadi kayak gue yang nunggu di sodorin laptop sama ibu baru bisa nentuin.

Kalok impian kalian belum di caci maki, belum dibully, belum diremehkan orang lain. Berarti mimpi kalian kurang tinggi. Kurang besar. Besarin aja. Tinggiin aja. Toh Tuhan lebih maha besar. Mau seberapa besar mimpi kalian. Tuhan yang ngatur. Jadi jangan khawatir. (WIRDA MANSYUR)

Inget! Kesuksesan itu bersifat wajib. Kalok kalian jatuh harus bangkit. Jangan cuma berdoa biar ada yang bangkit-in. Tata mimpi kalian dari sekarang. Percaya atau nggak Tuhan punya jalan buat mimpi kalian. Dan, kalok kalian gagal dapetin mimpi itu Tuhan punya rencana lain yang lebih baik kedepannya.

Jangan minta ke Tuhan untuk kalian jadi apa nantinya. Minta aja ke Tuhan buat kasih yang terbaik menurut Dia. Sebaik baiknya mimpi menurut kita. Belum tentu baik menurut Tuhan.

Kalok kita jatuh jangan cuma nangis. Mungkin itu salah satu bentuk penyesalan tapi itu buang buang waktu. Kalian butuh waktu untuk terus bangkit. Jangan cuma diem gak guna. Pikirin deh apa yang mau kalian buktiin ke semua orang. Pikirin kaliam gak mau diremehkan. Pikirin semua caci maki hinaan orang lain. Itu salah satu dorongan buat hidup kalian. Jangan sepet sama omongan orang. Bukannya tujuan ada nya orang lain emang buat nilai kita ya. Anggep semua itu motivasi.

Semoga memotivasi kalian wahai para remaja dan ABG. Let see? Jadi apa kita nantinya.