Sabtu, 30 Desember 2017

Semesta Wajib Tau.

Aku berjalan meniti sepi. Dalam gemerlap keramaian yang menjenuhkan. Kupikir aku tak bisa bersahabat dengan hiruk pikuk tak tau diri ini. Lambat laun semua disekitarku terasa dingin. Amat mencekam hingga terkadang memilukan. Aku terlihat menyedihkan. Begitu kata semesta. Lantas aku hanya dapat membalasnya dengan senyum getir.

Sepi ini tak mencekam. Tapi semesta begitu egois. Seolah semua dapat dinilai semudah itu. Aku mulai membenci semesta.

Hingga akhirnya aku bertemu seseorang. Dia juga benci keramaian. Kami bisa menghabiskan waktu berjam jam hanya untuk bercengkrama. Lantas bersama menertawakan semesta. Kami sahabat baik. Dan sekarang, aku biasa memanggilnya Priaku.

Aku selalu suka menghabiskan malamku untuk bercengkrama tentang ribuan hal yang tak pernah terpikir sebelumnya. Tentang mimpi. Harapan. Hal bodoh. Dan ketika kita sama sama memberikan umpatan satu sama lain. Kurasa sekarang sepiku tak benar benar milikku. Aku harus membaginya.

Dia selalu berusaha memahamiku. Belajar mengerti gadis yang sulit diatur satu ini. Terkadang dia benar benar seperti ayahku yang selalu mengomel tentang banyak hal. Terkadang dia terlihat seperti kakak laki laki yang menjaga adiknya. Dan terkadang dia benar benar seperti adik kecil yang membutuhkan kasih sayang dan perhatian.

Dia bukan pria romantis seperti drama yang biasa ku tonton. Dia bukan pria paling tampan layaknya aktor korea. Dia hanya priaku.

Izinkan gadis ini meminta maaf atas semua ego yang muncul tanpa tau diri. Lantas memaksamu untuk memahaminya. Gadis ini selalu memilih diam. Karena ia terlalu takut. Takut ego yang tumbuh ini membuatmu tak nyaman. Kita sama sama berada di zona seperti ini bukan. Kau beranggapan bahwa kebahagianku yang utama. Dan aku juga sebaliknya. Lantas kita sama sama diam.

Tetapi omelanmu selalu jadi hal yang ku suka. Sungguh. Aku tak terganggu. Kau selalu jadi priaku. Tak bisa diganggu gugat.

Hanya saja jika egoku memuncak ijinkan aku diam lantas mendinginkan hati dan pikiranku dulu. Agar semua berjalan baik baik saja.

Terimakasih telah berusaha memahami gadis tak tau diuntung ini. Kuharap kesabaranmu masih panjang. Dan mari ciptakan cerita tentang kita. Agar semesta cemburu. Aku ingin balas dendam.

Ingat tulisan ini. Penulis ini mengisahkan tentang prianya. Seolah penulis ini makhluk paling beruntung di atas semesta.