Kamis, 14 Mei 2015

[Surat Cinta #2] Dari Plaster untuk Luka

Aku disini. Di rak berdebu yang jarang kau singgahi. Mengintip dari celah kecil yang sesekali kau lirik. Menantimu menjamahku dan membiarkanmu menjadi kan ku penutup mu. Dan aku sadar, kau hanya memerlukanku disaat saat tertentu.

Kau selalu datang dengan air mata dan rasa pedih, memintaku untuk menutupimu. Padahal yang membuatmu menangis bukan aku. Tetapi kau selalu datang padaku. Dan tentunya kau meminta berjuta senyum dariku.

Aku hanya barang berdebu yang kau simpan di dalam rak. Lalu kau gunakan untuk menghapus tangismu sesekali waktu. Dan dengan bodohnya aku selalu mau. Padahal aku tau bagaimana akhirnya.

Seiring berjalannya waktu, aku selalu membuatmu tersenyum dan mencoba agar kau lupa dengan rasa pilu dan air mata. Akhirnya itu berhasil, semua usahaku tak sia sia. Senyum mu kembali terlihat, bagaikan bulan sabit yang memancarkan sinarnya dilangit malam.

Jujur aku begitu bahagia saat itu. Aku selalu ingin dekat dengan mu. Melihat mu tersenyum seperti ini. Lambat laun aku mulai merasa nyaman dengan kedekatan kita. Membuatku merasa tak ingin lepas darimu.

Tetapi kau berbeda. Kau mencoba menjauh dariku. Mencoba untuk melupakanku, dan mulai tersenyum pada yang lain.  Aku baru sadar bahwa ini saatnya. Saat kau menaruhku di dalam rak berdebu itu (lagi). Membiarkanku menantimu dalam diam. Memandangimu dengan berjuta perasaan dan melihat senyummu dibalik celah kecil.

Apa itu tujuanmu? Datang hanya untuk membuat mu melupakan segala rasa sakit, lalu meinggalkanku (lagi) saat kau merasa baik. Sungguh ketololan yang tak terkira. Aku memang bodoh. Si bodoh yang selalu terjebak dengan perasaan yang sama dan hal yang sama. Masih mau menunggu walau tau bagaimana akhirnya. Kau memang luar biasa hebat. Kau selalu bisa membuatku nyaman dan lupa bahwa akhirnya akan sama seperti sebelumnya.

Dari Si bodoh yang selalu menanti di dalam rak berdebu.  

Senin, 11 Mei 2015

[SURAT CINTA #1] Dari Pembuka untuk Penutup

Kali ini aku mencoba menerima tantangan dari salah satu  teman untuk membuat #20SuratCintaBersamaPutri . Ntah apa tujuannya aku maupun temanku tak dapat mendiskripsikannya, jujur kitapun tak tau apa tujuannya. Mungkin hanya sekedar mengisi waktu luang, atau bermain main saja, mungkin juga mencurahkan semua yang ada dalam hati dan pikiran melalui tulisan tulisan ringan. Ntahlah, kita hanya melakukan apa yang membuat kita senang.

Yaps, ini surat cinta pertama yang ku buat. Ntah apa yang akan ku tulis, itu terjadi bersamaan dengan gerak otak dan tanganku. Aku melakukan apa yang membuatku merasa senang. Dan kubiarkan gerak kolaborasi antara tangan dan otakku. Mereka seperti bergerak secara otomatis.

Disini aku sebagai pembuka dan kau sebagai penutup. Kita memang selalu melalui hal hal bersama. Hingga kita lupa bahwa ada isi yang selalu menjadi penengah. Orang orang sering mengabaikan kita, mereka lebih tertarik pada isi. Padahal kita sudah dibuat dengan begitu indah dan sopan. Tetapi selalu saja diabaikan.

Pembuka dan Penutup. Kita bagaikan sepasang sayap yang selalu mengepak bersama, Pembuka tanpa penutup? Itu sama sekali tak sempurna. Penutup tanpa pembuka? Itu jauh terlihat aneh. Kita saling melengkapi satu sama lain. Hingga kita tak sadar bahwa ada satu hal yang selalu mengiringi setiap langkah kita. Bahkan ia terlihat lebih penting dan menjadi sorotan dibanding kita.

Aku takut. Aku takut tak ada lagi pembuka dan penutup. Aku takut jika kau lebih tertarik pada isi yang selalu menjadi sorotan. Sedangkan aku? Hanya menjadi pendamping yang diabaikan orang orang. Cukup orang orang saja yang mengabaikanku. Jangan kau!

Jujur, aku lelah diabaikan. Bahkan hampir semua orang menganggap aku tak lagi berharga. Tapi sadarkah engkau? Bahwa kau lah yang membuatku menjadi sekuat ini. Kau penopangku saat aku tertatih. Kau cayahaku dalam gelapku. Kau yang membuatku masih berdiri diantara rentetan orang yang menganggapku tak ada.

Jadi, tolong. Tolong jangan pergi. Jangan mengabaikanku seperti orang orang itu. Jangan tertarik pada isi. Aku bukan pembuka tanpa mu. Karna tak kan ada pembuka tanpa penutup.

Dari pembuka yang ingin selalu bersama penutup.

Rabu, 06 Mei 2015

Kamu yang Tak Pernah Hilang Dari Ingatanku

Hai cinta. Apa kabar?

Salam rindu dariku selalu ku tititpkan pada Tuhan. Apa Dia menyampaikannya? Atau Dia hanya diam dan tak memberitahumu? Jika Dia menyampaikannya berarti Dia sudah bosan mendengar ku selalu menyebut namamu dalam doa. Tetapi, jika Dia hanya diam. Itu karna Dia tak mau aku terlalu berharap lebih dari lelaki sepertimu. Aku yakin apapun yang Tuhan berikan padaku itu yang terbaik kelak.

Kisah yang kutulis kali ini lagi lagi tentangmu. Sudah berapa bulan ya aku melupakanmu? Oh akhir akhir ini aku sibuk dengan segalanya. Sampai sampai rasa sakit dan rindupun kuabaikan. Dan ntah mengapa angin malam membuatku mengingatmu dan membawa kenangannya berputar dengan tenang. Aih aku memang belum bisa melupakanmu. Aku sadar itu. Jadi maaf ya, aku tidak menepati janjiku untuk segera melupakanmu.

Akhir akhir ini ada seseorang yang membuatku makin mengingatmu. Ntah apa tujuannya aku pun tak paham. Tapi yang jelas orang itu berhasil membuatku mengingatmu kembali. Orang itu selalu saja menyebut semua kebaikanmu. Membuatku makin merasa kagum dan iri. Kamu laki laki, tetapi bisa sehebat itu. Tak pernah ku bayangkan sebelumnya, aku bisa mengenalmu merupakan kebahagian tersendiri untukku. Karna darimu aku banyak belajar. Belajar segala hal tentunya. Kamu laki laki mandiri, baik, taat ibadah, pintar. Ish kurang apa lagi kamu ini? Sudah pantas jadi imam masa depan bagi perempuan yang beruntung kelak.

Aku tak pernah lelah untuk selalu memujimu. Aku selalu iri atas apa yang kamu lakukan. Membuatku terlihat ciut dibandingkan denganmu. Aku selalu bangga menceritakan tentangmu di depan teman teman terbaikku. Aku merasa bersyukur pada Tuhan karna mengenal dan mencintai orang sepertimu.  Aku tak pernah menyalahkanmu sekarang. Aku sadar, disini Tuhan mengenalkanmu karna Ia ingin aku belajar apa itu cinta dan apa itu sakit hati. Dan tak ku sangka, kamu benar benar guru terhebat yang Tuhan pilih untukku.

Aku senang bisa mengenalmu. Membuat warna dalam setiap hariku. Tapi sekarang? Melihatku saja kamu seperti tak kenal. Tenang saja, aku sudah tak sakit lagi. Aku sudah cukup mengeluarkan air mata. Kamu yang ku kenal tidak seperti sekarang. Kamu yang dulu begitu akrab, baik, ramah, sopan, dan selalu membuatku tertawa. Tapi sekarang? Menyapa saat melihatku saja tak pernah. Jujur itu lebih sakit dibandingkan apa yang dulu kualami. Aku hanya minta, jadilah dirimu yang dulu. Kamu yang kukenal. Bukan kamu yang sekarang. Kamu sekarang terlihat beegitu acuh dan merasa bersalah. Jangan seperti itu, hatiku sudah baik. hatiku sudah kembali seperti semula. Aku sudah menjadi aku yang ceria lagi. Dan kamu uga harus biasa saja.

Aku hanya ingin kita berteman baik. Aku tak ingin kehilangan teman. Aku tak ingin sikapmu yang seperti ini. Bertatap muka saja sudah merasa canggung. Setiap orang pasti berubah, tapi menjadi lebih baik bukan menjadi sepertimu ini.

Aku lelah menahan rindu yang menggebu. Aku ingin kamu yang dulu. Mungkin kita tak bisa sedekat dulu, tapi setidaknya jangan canggung bila melihatku. Aku ingin sesekali berbicara denganmu. Hanya berbicara dan berteman saja aku tak ingin lebih.

Aku sudah merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta lalu ditinggalkan saat sedang cinta cintanya. Aku sudah tau bagaimana sakitnya. Jadi tolong, Jangan acuh dan merasa bersalah. Kamu tak pernah salah. Kamu memang ditugaskan Tuhan untuk mengajarkanku apa itu cinta. Dan kamu berhasil mengajarkan semua itu padaku. Jadi tetaplah adi dirimu sendiri yang pernah kukenal. Jangan adi orang lain yang tak pernah kukenal.

Aku bukan rindu dirimu. Sungguh. Aku hanya rindu saat saat kita bercengkrama dulu. Ya dulu, saat aku yang belum mengetahui apa apa tentang cinta dan tak pernah takut jatuh cinta. Dan saat kamu yang sedang berusaha mengajarkanku apa itu cinta yang sebenarnya.

Tuhan memang adil dan bijaksana ya. Ia  Maha Tau dan hanya Ia yang bisa membolak balikkan hati setiap manusia. Aku, dulu paling anti dengan cinta. Karna menurutku jatuh cinta hanya membuat orang menjadi cengeng dan membuat wnita terlihat begitu rapuh dan lemah. Namanya saja jatuh ya pasti akhirnya jatuh. Tapi Tuhan berkata lain. Ia ingi memberi tau padaku apa itu cinta dan apa itu jatuh. Akhirnya Ia pun mengenalkanku pada mu. Guru kehidupan terbaik yang ku punya.

Dari Tuhan aku tau apa itu cinta dan apa itu jatuh. Semua Tuhan ajarkan melalui dirimu. Kamu memang perantara terbaik yang Tuhan pilih. Intinya saat Tuhan membuat kita merasakan jatuh cinta Ia tak kan membuat kita selalu diatas. Karna itu Ia membuat kita jatuh. Awalnya memang sakit tapi setelah memaknai semuanya, kejadian yang Tuhan berikan begitu indah. Ia hanya tak mau makhluknya terlalu mencintai seseorang hingga mengabaikan-Nya. Oleh karna itu Ia membuat segalanya terlihat rumit. Tetapi disela sela kerumitan pasti ada pertolonganyang selalu bisa membuat kita bangkit.

Itu pelajaran berharga dari Tuhan yang disampaikan-Nya melalui dirimu. Jadi jangan merasa bersalah atau canggung. Aku tau kamu laki laki yang percaya diri dan mudah bergaul. Jadi dirilah dirimu sendiri jangan jadi orang lain.

Ku lantunkan salamku pada mu melalui Tuhan. Semoga Ia menyampaikan semua padamu. Selamat malam dari gadis yang terbawa kenangan oleh angin malam.