Senin, 11 April 2016

Aku Kamu dan Social Media.

Assalamu'alaikum cinta? Kusampaikan salam sederhana ini melalui angin malam. Kutitipkan salam rinduku pada sang surya esok. Dapatkah kau mendengar suaraku? Dalam do'a, ku lantunkan ayat suci Al-Qur'an untuk Sang Ilahi. Sosokmu hadir dalam bayang khayalanku.

Aku memandang rembulan di bumi bagian ini. Apakah kau juga masih melihat sang penerang kegelapan di bumi bagian sana? Aku penasaran. Apa kau baik baik saja? Apa kau sehat? Apa agamu masih kau genggam dengan aturan aturannya? Pertanyaan itu silih berganti menjejali otakku.

Aku beruntung mengenalmu. Mendengar suaramu walau tanpa rupa. Menyayangimu walau tak pernah bertatap muka. Merasa nyaman dengan mu walau aku tak tahu bagaimana rasanya kehangatan disisimu. Ntah ini yang namanya cinta atau memang aku yang begitu malang.

Social media. Ya. Disana kita berjumpa. Membagi sedikit demi sedikit cerita kehidupan. Membuka hati karena rasa nyaman. Dan mengesampingkan rasa penasaran akan sosokmu. Kamu jauh di kota mu sana. Aku? Diam di tempat aku dilahirkan. Kota kecil dengan segudang cerita kenangan tak terlupakan.

Perkenalan merambat menjadi kehangatan hati yang terbelenggu oleh suatu ikatan. Suaramu menghangatkan seluruh indera-ku. Tawamu membekas di hati-ku. Ceritamu membuatku hanyut dan terus hanyut sampai aku tak sadar bahwa semuanya telah tersita oleh dirimu.

Aku jatuh. Jatuh makin dalam dalam jurang yang penuh kehangatan. Aku terpesona. Dan saat aku sadar, hanya kamu yang ku rasa ada.

Begitu hebatnya lelaki sepertimu bisa merenggut semuanya dariku dengan cepat. Kurasa tak seharusnya aku berkenalan dengan mu. Social media membuatku tak sadar. Berjuta rasa muncul tanpa terkendali. Harapan harapan tak masuk akal menyeruak dengan dahsyat. Aku merintih. Tersenyum getir menatap keadaan.

Dan aku sadar. Aku jatuh cinta.

Bisa bisanya gadis bodoh macam aku ini percaya dengan social media. Pertemuan yang diimpikan setiap pasangan menjadi abu abu di mataku. Kehangatan saat kita dapt bertatap mata untuk saling menguatkanpun tak pernah ku bayangkan.

Senyumku getir. Mataku nanar. Semunya telah usai. Aku sadar rasa ini harus segera terhapus. Bagaimana pun caranya. Kesadaran akan kejamnya social media memenuhi setiap sudut otakku.

Saat aku bangkit. Dia berkata bahwa hatinya telah terbuka lebar untukku. Kata katanya menyayat. Getir dan pedih.

Dan akhirnya........ AKU LULUH.

Ku biarkan hatiku terbuka. Ku siapkan singgasana paling agung untuk lelaki social media-ku. Ku tutup telingaku dengan omongan orang orang.

Sekarang. Aku hanya merasa bahwa hatimu untukku dan hatiku untukmu. Ya sesederhana itu. Aku telah menjagamu dengan baik. Aku percaya sepenuhnya. Aku mencintaimu atas dasar kepercayaanku. Aku membelamu karena mereka tak tau bagaimana merasakan kehangatan tanpa saling menatap.

Kisah cinta abu abu ini cukup Aku-Kamu-Social Media yang tahu. Lainnya? Biarkan mereka berkomentar! Mereka haus akan kehangatan. Mereka hanya melihat apa yang kuperlihatkan. Dan tak akan melihat sedalam apa semua yang kita lewati.

2 Tahun lebih kita menjalaninya. Ku tambahkan kesabaranku. Ya kita sama sama egois karena RINDU. Biarkan rindu menjadi musuh terbesar hubungan kita. Lalu biarkan sang waktu menyelesaikannya.

Salam rindu dariku untukmu. Semoga rindu tak merusak segalanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar