Sabtu, 01 Agustus 2020

AKU MELEPASMU.


Bertemu dengan mu bagai keajaiban yang Tuhan berikan. Mengenalmu bagai lentera kehangatan. Sempat bersama denganmu merupakan kilau mutiara di dasar kegelapan. Bising diluar seakan mereda. Kerlip angkasa menabur dalam ingatan. Kamu sempurna. Aku ucapkan itu atas syukur yang kupanjatkan pada Tuhan.

Lalu aku sadar. Tuhan terlalu angkuh untuk menciptakan makhluk yang sempurna. Karena hanya Ia yang bisa dianggap paling sempurna. Kupikir Tuhan murka. Aku yang hanya setitik tinta ini terlalu bahagia diatas bumi Nya. Seolah aku adalah ciptaan yang paling beruntung.

Tiba tiba Tuhan menyibak tirai dihadapanku atas kamu. Kamu yang DULU aku anggap sebagai anugrah, berubah menjadi tumpukan sampah atas segala ucapan. Kamu yang DULU aku anggap menggenggam permata, ternyata kau suguhkan belati yang mengarah ke dada. Aku tersentak. Tak tau harus berucap apa selain “Tuhan sayang aku”.

Aku melepaskanmu. Aku memaafkanmu.  I love you, but you don't deserve me. And I’m letting you go because you wantt to. The problem is not about how i love you to much, but because i can’t be a home for you anymore.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar