Rabu, 03 Desember 2014

Pilihan Hati

Ketika senja mulai menampakkan cahayanya. Hatiku dan hatimu masih bermain dimuara tak bertepi, diantara kecamuk di dada kita. Ditemani hembusan angin yang membuat semuanya terasa indah. Ditambah deruan ombak yang terdengar menyejukkan. Nyiur hijau mulai melambai. Tetapi hatimu dan hatiku masih saja bersama tanpa ada rasa cemas. Menikmati hangatnya pelukmu wahai lelakiku.

Aku memang hanya bertemu 1 kali dengan mu. Aku hanya mengenalmu melalui saudaramu. Mengenalkanku pada laki laki yang ntah bagaimana sifat dan wajahnya. Menjadikan rasa ragu ini semakin menyeruak. Saling mengenal hanya melalui pesan singkat. Bagaimana tidak, kotamu sejauh mata memandang dari rumahku. Menjadikan jarak ini sebagai pembatas nyata. Dan aku hanya dapat membayangkan sifat dan wajahmu sesungguhnya. Senyum manis yang kamu sunggingkan untukku dulu sangat berkesan di memori otakku. Walau lambat laun semuanya semakin terlihat samar. Menjadikaku rindu akan senyum manismu.

Akhirnya hubungan serius ini pun mulai terjalin. Aku tak tau dengan pondasi apa aku dapat membentuk perasaan ini. Yang aku tau hanyalah aku mencintamu. Mungkin pondasiku adalah rasa nyaman. Kamu laki laki yang pandai mencairkan suasana. Menjadikan pembicaraan kita lebih ringan.  Aku tak peduli jarak. Aku yakin, aku dapat memeluk jarak ini hanya untuk menggapaimu. Jarak yang tak akan bisa diubah. Menjadikan pembatas yang membuat nyeri di hati. Aku hanya berharap, aku dapat memegang tangan mu itu. Melihat senyum manismu lagi. Dan yang pasti adalah sifat mu yang sebenarnya. Bukan melalui pesan singkat.

Aku tak heran jika jarak ini berdampak pada kerenggangan hubungan kita. Rasa egois pasti muncul. Dibumbui dengan prasangka buruk yang menambah kadar peperangan dalam hubungan. Ya! Kerenggangan itu terjadi. Membuatku merasa sendiri. Dan jarak ini semakin terasa.

Hingga akhirnya aku bertemu dengan laki laki yang bisa membuatku nyaman. Dia berasal dari kota yang sama denganku. Membuatku melupakanmu sejenak, yang berada ratusan kilometer di sana. Aku percaya bahwa 'berawal dari nyaman hingga tak sadar bahwa kita hanya sebatas,kawan.' Yap! Aku sudah merasa nyaman dengan laki laki itu. Membuatku merasa bersalah karna telah menimbulkan rasa ini. Karena dia adalah saudara sepupu dari kekasihku yang jauh disana. Tapi aku bisa apa? Karena rasa ini terkadang muncul di tempat, waktu, dan orang yang tidak tepat.

Aku sadar bahwa perasaan ini salah. Tapi aku bisa apa? Cinta tak dapat aku cegah. Rasa ini timbul karena terbiasa. Ribuan kali aku mencoba menahan diri. Tetapi, hati ini terus mendobrak pertahananku. Akhirnya, akupun sadar bahwa aku juga sayang padamu. Sungguh, aku tak bermaksud melupakan kekasihku. Tetapi jarak ini terlalu menyakitkan. Dan sepupumu itu mencoba menjamah hatiku lebih dalam.

Saat aku mencoba melupakan sepupumu dan mendekatkan jarak pada mu. Dia selalu membuatku mengingat tentang semuanya. Kenangan bersamanya sungguh membuat batinku terkoyan. Sungguh! Dia benar benar memjamah hatiku. Menguasai seluruhnya dan berusaha membawanya walau ku tahan. Di ulu hatiku, masih tersimpan rapi namamu. Hubungan kita masih aku perjuangkan sampai detik ini. Aku akan mencoba menjaganya. Walau ntah kapan, sepupumu itu bisa saja menjamah seluruh isi hatiku sampai ke ulu ulunya.

Maaf kan aku. Sungguh, aku benar benar terlanjur sayang padamu dan padanya. 2 hati yang berbeda tetapi dapat menyatu dengan hatiku. Menjadikanku buta arah. Di kotaku ini aku selalu menan ti kedatanganmu. Mencoba menghalang seluruh jarak yang menjadi penghalang. Menjadikanmu prioritas ku. Tetapi sifatmu yang sensitif itu sesekali membuatku lupa padamu.

Kuharap semua kesalahanku ini tak terjadi pada mu disana. Di kota besar yang tak dapat ku pandang dari kota ku yang kecil ini. Disini ku menanti senyum yang kamu suguhkan padaku dulu. Semoga kamu lekas menemuiku di kota tempat kelahiranku ini.

Dari gadis yang menunggumu sekian lama dan terpisah olehmu karena jarak ini menjadi pembatasnya.

Sabtu, 29 November 2014

Kekasih pertamaku

Perkenalan singkat saat kita masih kelas 7. Mendasari hubungan kita yang sangat menakjubkan ini. Bayangkan saja, perkenalah bocah ingusan yang baru menjajaki masa sekolah menengah. Yang belum tau menau tentang cinta dan kawan kawannya. Hanya didasari rasa percaya bahwa kamu adalah laki laki baik. Awalnya aku mengenalmu sebagai laki laki soleh, pandai, dan menurutku tak ada kata nakal dalam dirimu. Begitupula kata kawan kawanku.

Hingga akhirnya kita dekat. Satu kelas bersamamu mungkin sangat menyenangkan bagiku. Membuat ku  belajar mengenai kasih sayang.  Membuat hidupku lebih ceria dengan warna warni hidup yang beraneka macam warna. Kau adalah pelukis harianku. Kau memberi warna sesuka hatimu. Sedangkan aku? Hanya menerima dan menikmati kolaborasi warna yang kau ciptakan. Tuhan itu selalu adil. Aku bersyukur telah mengenalmu. Memberikan sedikit hatiku dengan warna warna yang kau buat. Semuanya cerah.

Hingga perjalanan cinta kita berlanjut ke muara tak bertepi. Saling mengeratkan pelukan dan menjaga satu sama lain. Saling bermain dengan tawa bebasnya. Aku merasa sempurna didekatmu. Kamu adalah malaikat yang dikirm Sang Kuasa untuk menjagaku dan hatiku sementara. Aku bersyukur telah mengenalmu. Kamu adalah orang yang mengajarkanku tentang arti kehidupan. Aku belajar semua hal karena dekat denganmu. Menikmati hidup dengan tawa selalu. Melalui lika liku pahit manisnya masa sekolah denganmu. Disini, aku bagaikan anak burung yang baru belajar terbang. Baru berkenalan dengan kehidupan. Semuanya indah ya.

Semua berjalan selama 7 bulan. 7 bulan tak terlupakan. 7 bulan yang indah. Karena kamu selalu menyertai dalam setiap langkahku. Mengiringku bagaikan alunan musik yang indah. Hingga hari itu terjadi. Desas desus bahwa kau dekat dengan perempuan lain. Antara percaya atau tidak. Disitu lah titik aku merasa bimbang. Menjalani hidup bagaikan seonggok kayu yang rapuh. Karena penyangga dalam kehidupanku sudah menjadi penyangga orang lain. Awalnya aku hanya percaya pada mu. Tetapi gosip itu semakin nyata. Dan akhirnya aku menyudahi semua hubungan kita yang DULU didasari oleh rasa saling percaya. Ternyata dugaanku benar. Baru saja aku menyudahi hubingan kita. Wanita barumu itu menanyakan hubungan kita juga. Dan tak lama setelah itu kamu dan wanita penggoda itu menjalin hubungan lebih dari temam.

Hatiku yang dulu berwarna cerah seakan dilanda badai dan berubah warna menjadi gelap tak beraturan. Mengharuskanku menguatkan diriku sendiri. Itu semua begitu sulit ku jalani sendiri. Bayangkan saja, aku yang sudah terbiasa dengan hangatnya pelukanmu tiba tiba kau lepas begitu saja. Dinginnya hati membuatku benar benar mati rasa. Aku bukan bunglon yang mudah beradaptasi. Kamu membiarkanku kedinginan dan kamu sendiri sedang berpeluk mesra dengan wanita penggoda itu. Hatiku belum sepenuhnya meninggalkanmu. Tetapi rasa marah dan benci ini sudah sepenuhnya menutupi hatiku.

Kamu laki laki menjijikan yang sudah menorehkan luka dalam dihatiku. Aku menyesal telah mengenalmu. Dan sekarang, aku harus mencoba bangkit kembali tanpa penyangga. Dan menutup kembali torehan luka yang kamu ciptakan. Apa ini tujuanmu datang. Sungguh tujuan tak bermoral yang salah kuartikan. Laki laki menjijikan memang pantas bersanding dengan wanita penggoda.

Melupakanmi benar benar membutuhkan waktu. 1 tahun pun belum cukup. Ditambah lagi kita sekarang satu kelas. Bagaimana aku bisa benar benar melupakanmu kalau begini? Melihat mu saja luka ini kembali menganga. Mengharuskanku berusaha lagi dari nol. Dan dengan bodohnya kamu kembali mencoba mengetuk pintu hatiku. Tindakan konyol yang tak pantas kamu lakukan. Sadarkah dirimu akan hal itu? Dimana letak otakmu? Atau sudah kamu berikan seluruhnya pada wanita penggoda itu? Haha. Benar benar bodoh. Sdikitpun aku tak akan membukakan pintu hatiku untuk laki lali brengsek sepertimu.

Terimakasih atas lukanya, pengalamannya, kenangannya, dan semua arti kehidupan yang kamu ajarkan selama ini. Semoga kamu tau apa yang harus kamu ubah. Dari salah satu korbanmu yang masih berusaha melupaknmu.

Minggu, 23 November 2014

Lelakiku! Yang Dulu Selalu-Ku Perjuangkan

Detik demi detik mulai berjalan maju. Menitpun ikut menyusul. Tak kalah, jam juga ikut mendampingi. Disusul oleh hari dan bulan. Begitulah seterusnya.

Dulu, aku sama sekali tak memperjuangkanmu. Berfikir untuk menjamah hatimu pun tak pernah. Yang ada, hanya rasa marah. Karna kau sangat menyebalkan. Tetapi karena tingkah menyebalkan itulah kita dekat. Saling mengingat setiap waktu. Bahkan sesekali rindu ini menggebu saat kau tak membuat ulah padaku. Semua mengira kau kekasihku. Jujur, aku begitu muak dengan kata itu. Berulang kali ku yakinkan pada semua orang bahawa kau adalah musuhku. Berulang kali pula, aku meyakinkan hatiku bahwa kita adalah musuh!

Setiap hari selalu ada pertempuran diantara kita. Ntah itu pagi, siang, maupun malam. Aku ingat bagaimana sikap orang orang disekelilingku. Mereka bilang, kamu laki laki nakal, dan aku harus selalu menjaga jarak. Karena berawal dari rasa nyaman, hingga tak sadar jika kita hanya sebatas teman. Aku selalu meyakinkan mereka bahwa ia sama sekali tak dapat menjamah hatiku. Aku sudah membuat benteng pertahanan. Dengan begitu , aku benar benar yakin bahwa aku dan dia sama sekali tak ada hati. (titik) Berulang kali otakku menyerukan semua itu. Karena aku ingin meyakinkan hatiku sendiri.

Lambat laun, pertahanan benteng hatiku mulai pudar. Aku mulai membuka hati. Walau hanya sedikit tetapi kau sungguh pandai membuat hati ku luluh. Hingga semua pertahanan ku mulai musnah. Kamu berhasil menjamah hatiku. Bahkan memiliki sepenuhnya. Aku membiarkanmu memiliki hatiku karena dulu aku tau kamu tak akan menyakiti hatiku. Kamu laki laki pertama yang berhasil mengambil hatiku. Kamu kekasih terbaikku.

Tak ku sangka hubungan ini berjalan begitu lama. Hampir 1 tahun kita menjalaninya. Berbagai masalah selalu menghujat. Bagai ribuan bambu runcing yang siap memisahkan kita. Beberapa kali kau menganggapku tak ada. Aku tak tau kau lupa atau sengaja menjauh. Yang aku tau hanya kau yang sibuk dengan urusanmu yang ntah dengan siapa. Dan aku yang selalu menunggu pesan darimu. Aku sangat memperjuangkanmu. Ternyata kau menyia nyiakan semuanya. Kau membuat kesalahan yang menurutku sangat buruk. Kau meminta ku untuk memberi kesempatan kedua. Dengan berfikir 2 kali, akhirnya aku memberi kesempatan itu. Ini semua karena rasa sayangku padamu yang kian hari kian bertambah.

Akhirnya semua kembali seperti.semula. Kau yang semula cuek menjadi care kembali. Semuanya telah berjalan normal. Ya setidaknya untuk saat ini, aku merasa dirimu yang dulu telah kembali. Kembali memelukku saat aku kedinginan, memapahku dalam kegelapan. Dan menjadi penerangku lagi. Aku mulai merubah sikapmu, ntah dengan cara apa. Akupun tak sadar. Dulu kau selalu dikenal dengan laki laki nakal. Tetapi semenjak menjadi kekasihku, sebutan itu sidah hilang. Semua orang berkata bahwa akulah penyebabnya. Jujur aku tak pernah menyuruhmu berubah. Aku tak tau apa alasan kamu berubah. Yang aku tau hanya kau tulus menyayangiku dan aku akan selalu memperjuangkan cinta kita.

Hingga suatu waktu, pertempuran hebat pun timbul. Kau kembali menjadi laki laki cuek yang tak kenal aku. Kau menjadi pribadi yang egois *lagi*. Aku lelah disiksa rindu. Apa cinta tulus harus didasari oleh rasa sakit sedemikian menyiksanya? Aku mulai rindu akan sosok mu. Sikap manismu, lelucon bodohmu, dan semua tentang kita. Kemana kau? Mengapa kau berubah? Tak sadarkah dirimu bahwa aku menjalin hubungan ini dengan serius? Jika kau tak sadar, kau sungguh bodoh. Aku disini! Selalu berdiri dibelakangmu walau kau tak pernah menganggapku ada. Aku hanyalah gadis tolol yang berani memperjuagkan cintanya hanya untuk laki laki sampah sepertimu.

Mengapa kau manis saat belum memiliki hatiku. Setelah kau mendapatkannya kau pergi membawa hatiku yang kau sandra ntah dimana. Lalu gadis bodoh ini harus apa? Aku bukan mainanmu!

Hingga keputusan untuk berpisahpun terucap dari bibirku. Aku mulai muak akan sikapmu. Lelaki menjijikan yang berperan sangat bagus. Menjadi the KING OF DRAMA dalah kehidupanku. Semuanya telah usai. Dan aku harus mulai belajar berjalan sendiri walaupun tak ada penyangga. Harus berdiri walau tanpa bantuanmu.

Jadilah pria sejati. Jangan hanya manis saat kau menginginkan sesuatu. Setelah mendapatkan lantas kau buang begitu saja. Cinta tak sesepele itu. Kembalikan hatiku yang tersandra olehmu! Aku akan mulai menyusun hati baru. Ruang kosong baru. Laki laki baru yang lebih baik dan tak membuatku menangis. Dan lembaran baru yang siap mengisi hariku.

Kau lelakiku. Laki laki yang selalu aku perjuangkan. Yang aku sebut dalam setiap obrolanku dengan yang diatas. Tetaplah menjadi laki laki baik untuk wanita lain. Terima kasih atas lukanya, lebamnya, dan juga kenangannya. Kau guru terhebatku.

Selasa, 11 November 2014

Aku, Kamu, dan Jarak Ratusan Kilo Meter

Jarak......:"

Hubungan rumit yang harus dijalani. Haya berdasar pada keyakinan dan rasa sabar. Egois yang mulai terbentuk karena jarak ini membuat lelah. Mengharuskanku meningkatkan ketebalan rasa sabar dan mengikis habis prasangka buruk. Setiap hari aku hanya dapat mengdekapmu dalam angan yang nampak samar. Bercumbu denganmu melalui angan. Berkhayal jika kamu ada di sampingku sembari menyunggingkan senyum manismu yang mulai pudar dari ingatanku. Jarak ini rumit. Harus ada yang mengalah. Jika dua duanya sudah menjadi batu maka masalah akan datang bertubi tubi. Miris memang. Ketika aku dapat tersenyum hanya dengan membaca kata kata yang kamu kirimkan ke ponselku. Tetapi, hanya itulah caraku untuk mengurangi rasa cemas dan rinduku.

Setiap hari, jam, menit, detik, bahkan setiap saat-pun aku harus berfikir positif tentangmu. Menahan rindu yang sudah sesak memenuhi ruang dihatiku dan meronta ingin keluar. Menahan rasa egoisku dan berusaha selalu mengalah. Aku mohon tetaplah jadu flatshose untukku walau kau jauh disana. Jadilah tempat yang nyaman untuk membantuku berdiri tegak dan berjalan lurus di tengah hiruk pikuk kehidupan. Cepatlah pulang! Aku rindu sinar mu yang dapat membuatku berjalan ditengah kegelapan. Jangan biarkan aku menikmati rasa rindu ini sendiri. Selalu tersenyum didepan banyak orang itu tak semudah akting dalam drama. Ini kehidupan nyata yang harus dihadapi. Aku tidak kuat jika harus menghadapi sendiri. Temani aku dalam sepi ini. Semuanya terlalu sakit jika harus kulalui sendirian.

Dapatkah kau mengubah jarak ratusan kilo meter ini hanya menjadi beberapa centi meter? Aku terlalu rapuh jika dihadapkan dengan jarak. Semuanya tak semudah yang ku bayangkan. Aku rindu akan senyummu. Aku rindu akan genggaman tanganmu. Aku rindu. Aku rindu semua itu. Kini, lambat laun semuanya terasa pudar. Aku mohon, ciptakan semua momen itu lagi. Hidupkan rekaman tentangmu dalam otakku. Buatlah kembali waktu waktu yang dulu. Hapuslah jarak yang menyiksaku ini. Aku lelah berpura pura tak cemburu. Aku lelah berpura pura berfikir positif. Aku lelah berpura pura tegar dihadapanmu. Tetapi, nyatanya? Hampir setiap hari air mata ini menetes karenamu. Karena rindu ini. Karena kebohongan yang aku tutupi. Karena aku benar benar menginginkanmu menjadi seorang yang selalu disampingku kapanpun. Dan kamu bisa menjadi orang yang petama kali tahu tentang kegiatan ku sehari penuh. :"......

Mungking aku memang egois. Tapi aku bisa apa? Semua itu dari hatiku. Dan kata hati tak pernah bercanda. Aku rindu akan sosok mu yang humoris, menjengkelkan, dan manja. Tenang saja, aku akan selalu menyebut namamu dalam setiap doaku. Akan kusebut namamu hingga Tuhan bosan. :"D Tetaplah menjadi mentariku. Tetaplah menjadi lelakiku. Tetaplah menjadi kamu yang pertama kali aku kenal. Jangan rubah sikapmu hingga kau pulang ke kota kelahiranmu ini. Ubah saja sedikit sifat mu yang tak baik. Aku selalu kagum padamu. Anak laki laki dewasa yang sangat menyayangi keluarga. Jangan biarkan aku hanya bercumbu dengan bayanganmu. Temani aku! Jika kau tak bisa. Temani aku dalam doamu. Agar Tuhan tau bahwa kita saling cinta. Walau beda tempat. Walau tak berdiri di bawah langit yang sama. Tak berdiri diatas tanah yang sama.

Aku akan berusaha menjaga semuanya agar tetap sama. Aku akan selalu menjadi perempuanmu. Aku salut pada Adam dan Hawa. Mereka tak berkomunikasi melalui elektronik. Mereka hanya menitipkan doa mereka masing-masing pada Tuhan. Tetapi mereka tetap bertemu dan bahagia. Hingga kita muncul bersama dan menjalin hubungan ini. Kita sama sama anak Adan dan Hawa. Jadi kita juga harus bisa mencontoh mereka.

Aku akan merelakanmu pergi jika mamang kamu bukan jodohku. Aku akan tetap mengingat kenangan kita. Karena aku tau, jika jodoh tak akan kemana. Berdoalah agar kita berjodoh. Aku memang hanya anak sekolah yang masih tak tau banyak tentang cinta. Tetapi aku tau bagaimana rasanya mencintai seseorang dan tak ingin kehilangan. Berusaha menjaga walau jarak jauh. Menjalin hubungan dalam angan. Berkhayal tentang apapun. Dan yang pasti aku titipkan mu pada Tuhan. Ia akan selalu mengawasimu kapanpun dan dimanapun.

Terimakasih cinta atas ketulusan hatimu. Jadilah super heroku. Cepatlah pulang! Aku rindu akan sosokmu. Semoga jarak ini tak membuat kita berpisan. Izinkan aku menjaga hatimu dulu. Menjadi sebagian dari hidupmu. Menjadi seorang yang mengagumimu. Melatih kesabaranku. Mengetahui arti tentang jarak. Cinta rumit ini pasti akan ku lanjutkan. Jangan menyerah untuk melawan jarak. Berjuanglah bersamaku untuk membuat jarak ini terasa tak ada:")

I can see you
If your not with me
I can say to my self
If your OKAY! :)

Dari gadis yang merindukanmu dan berharap kau segera pulang ke kampung halamanmu. :') Karena rindu ini semakin mengisi ruang hati yang kosong dan memberontak keluar.

Kamis, 06 November 2014

Sang Pembawa Tawa

Izinkan aku membeberkan beberapa tentangmu kawan. Anggap saja ini hanya rasa terimakasihku atas semua tawa yang kau ciptakan. Cerita indah yang konyol dan membuatku tertawa lepas saat sedang bosan akan pelajaran. Aku ingat betul bagaimana sikapmu saat aku tertidur dikelas. Dengan sengaja kau menunjuk ke arah wajahku dan tertawa lepas. Sontak akupun terkejut. Dan saat membuka mata tawa menjengkelkanmu ada di hadapanku. Sembari mengejek dengan dengan wajah tolol yang selalu kau tampakkan didepanku. Kejadian itu selalu kau lakukan padaku dan kau berusaha agar aku tak bosan dengan pelajarannya. Aku hanya dapat mengumpatmu sambil berbisik sembari tertawa lepas.

2 tahun kita satu kelas di TK. Dan sekarang? 3 tahun pula kita bersama. Jujur banyak orang yang menganggap kita lebih dari teman, yang cemburu akan kedekatan kita pun ada . Dan terkadang mencoba mengorek informasi tentang kita. Tapi menurutku, semua itu mustahil. Mereka tak kan dapat apa apa. Karena memang nyatanya aku tak ada apa apa denganmu. Haha. Sesekali aku tertawa ketika ada yang bertanya soal kita. Dari mana kita bisa digosipkan lebih dari teman. Sedangkan sikapmu yang  menjengkelkan itu selalu kau keluarkan saat aku bicara penting. Muak aku 5 tahun melihat wajahmu. 5 tahun selalu diganggu oleh ocehan mu yang selalu membuat ku ingin menamparmu detik itu juga. Aku masih ingat betul saat dulu mantan kekasihmu yang cemburu atas kedekatan kita. Dulu ia selalu mengirimkan sms sms lelucon konyol yang tak masuk akal. Seperti, "Ciee 3 tahun sekelas. Iri nih iri." lalu "Dek deket banget sih sama (*) Suka ya? Buat kamu sana hahaha." Bagaimana aku tidak tertawa? Membayangkan aku jatuh cinta padamu saja sudah tak mungkin.

Kau itu laki laki pemalas yang tak pernah mencatat jadwal pelajaran.,- Dan setiap malam di layar ponsel ku selalu terhiasi pesan singkatmu yang tanya akan pelajaran besok.
Kau itu orang kreatif yang selalu bertindak aneh dan membuat ku tertawa.
Kau itu laki laki cungkring yang pernah memakai celana sobek saat olahraga.
Laki laki yang selalu membicarakan soal SLR padaku.
Laki laki yang selalu mengalah saat emosiku mulai naik.
Laki laki songong yang bertingkah bagai seorang ilmuwan.
Laki laki yang tidak pernah membentakku.
Laki laki yang selalu makan jajan saat di kelas.
Laki laki yang hobby terlambat.
Laki laki yang membuat bibirku terbuka lebar dan tersenyum akan tingkah bodohmu.
Laki laki ceroboh.
Laki laki yang selalu menjadikanku bahan troll.
Laki laki yang selalu mengajakku Hunfot.
Laki laki fotografer.
Laki laki pemain gitar saat pensi kemarin.
Laki laki yang selalu memamerkan hasil cepretannya.
Dan itu selalu berhasil membuatku iri.
Laki laki bodoh yang membuatku tertawa akan tingkahmu. ({})

Kedekatan kita saat ini memang tak lebih dari teman, bahkan aku sama sekali tak punya rasa padamu. Tapi aku sadar jika kau adalah seorang laki laki hebat yang selalu membuatku tertawa lepas hampir setiap hari. Terkadang aku dapat tertawa hanya dengan melihat ekspresi wajahmu yang super tolol itu. Lubang hidung yang besar, mulut yang lebar saat menguap, badan tinggi cungkring, rambut yang tak rapi saat siang, Ahhhhh semua hal yang hina ada pada dirimu. Hahaha. Jika dipikir kita itu seperti sepasang sepatu. Kita memang berbeda tetapi memiliki tujuan yang sama. Walaupun kita tak akan pernah bersatu. Karna takdirnya Tuhan tak pernah, bahkan tak akan pernah menyatukan kita. Karena pertemanan kita tak akan pernah terputus. Walau aku bosan dengan.wajahmu.

Semoga saja saat SMA nanti kita tak satu sekolah lagi. Bayangkan saja jika kita satu sekolah! Aku sudah muak melihat wajah tolol konyolmu itu. Tetapi yang pasti aku akan sangat merindukanmu nanti. Tak ada lagi orang yang membuat ku tersenyum lepas tanpa beban. Membangunkanku saat aku tertidur dikelas. Makan jajan saat pelajaran. Chatingan hanya untuk tertawa. Mengirimkan sms ke ponselku. Kejar kejaran saat disekolah. Jail pada teman teman. Dan hal halbodoh yang kita lakukan. Aku akan rindu setiap moment itu. Moment bersama malaikatku yang dimirim Tuhan untuk membuatku tertawa lepas.

Apa aku berlebihan? Mungkin iya. Tapi bagiku tidak! Karena aku sangat berutang segalanya padamu. Aku sangat berterimakasih pada Tuhan karena telah mempertemukanku dengan manusia hina nan nista yang satu itu. Aku salut pada tingkahmu yang selalu membuatku tertawa, marah, sedih bahkan sering membohongiku. Tapi ketika aku mulai menaikkan kadar emosiku kamu selalu mengalah bahkan minta maaf walau itu bukan salahmu. Kalau sudah begitu aku bisa apa? Aku hanya bisa tertawa lepas tanpa benan.

Ucapan terimakasih dari teman yang selalu kau ajak bertengkar dan muak atas wajah tololmu. Dan terimakasih telah menjadi moodbuster ku kawan.

Sabtu, 25 Oktober 2014

Apa aku harus menyalahkan RINDU?

Selamat malam rindu yang kian menggebu. Rindu yang mengharuskanku mengingatmu kembali. Menahan rasa sakit yang kembali terbuka. Merintih karena merasakan laranya goresan yang kau buat dulu. Dan yang pasti, aku harus menahan sesak yang menyeruak bersama dinginnya angin malam.

Jujur, aku sangat merindukanmu. Rindu akan sosokmu yang tau banyak tentangku, rindu akan sikap humorismu, lelucon konyolmu, gombalanmu, kebaikanmu, dan semua sifat yang kulihat DULU. Mungkin, dulu aku menganggap semua itu biasa. Karna rasa sayang dalam benakku belum sedikitpun tumbuh. Namun sekarang? Aku merindukan sosokmu. Sosok yang dulu datang dengan salam perkenalan dan tiba tiba pergi lalu menjauh tanpa alasan yang pasti. Kerpergian tanpa salam perpisahan? Itu sangat membuatku bertanya tanya dalam hati.

Kamu pergi membawa hatiku dan menyandranya disuatu tempat tanpa sebab. Membuatku terluka dan linglung. Karena aku tak tau harus berbuat apa. Berkali kali aku bertanya akan keanehan sikapmu. Namun, semakin aku bertanya aku dapat merasakan kau sengaja pergi menjauh dariku. Sikapmu yang begitu acuh dan menganggap kita tak pernah kenal sebelumnya.

Sakit memang. Tapi aku bisa apa? Memakimu? Punya hak apa aku memakimu pergi. Aku sadar jika kita hanya teman. Tetapi, cara kamu menjauhiku begitu menjijikan. Terlihat seolah olah kamu benar benar tidak mengenalku. Membiarkanku tersiksa dengan kepergianmu. Dan meratapi semuanya dengan air mata. Pernahkah kau berfikir tentangku? TIDAK. Aku yakin itu jawabannya.

Kau datang dengan ajakan teman lalu tiba tiba kau pergi tanpa sepatah kata? Jika maumu hanyalah sebatas teman? Mengapa kamu membuatnya terlihat lebih dari teman. Jika tujuanmu datang hanya ingin berkenalan? Mengapa sikapmu begitu manis hingga membuatku jatuh cinta? Lalu, saat aku sedang cinta cinta nya kau pergi bagai ditelan bumi? Cinta tidak selucu itu. Hatiku tidak bisa kau jadikan propeti lelucon menjijikan.

Jika mengingatmu kembali aku hanya dapat tersenyum dan terkadang mengumpat dalam hati. Awalnya, aku bisa terima semua itu. Karna aku mau kita bisa berteman seperti semula. Hingga malam ini tiba. Kamu membuatku benar benar muak akan tingkahmu. Mematahkan seluruh kekuatanku (lagi). Dan membuat luka di hati ini terbuka menganga dengan lebar. Aku lelah kau injak. Aku lelah kau rendahkan. Malam ini aku sadar bahwa cintaku yang kujaga selama 2 bulan tidak berguna. Air mataku begitu sia sia. Hatiku yang masih ku jaga separuh untukmu sangatlah membuatku menyesal.

Mungkin mulai malam ini aku akan mencoba berlari menjauh dari sikap acuhmu. Kamu fikir aku tidak bisa menjadi orang yang menginjakmu? Jangan salah! Jika kamu acuh padaku aku akan lebih acuh padamu. Jika kamu menganggapku remeh, aku akan menganggapmu sangat rendah. Jika kamu jahat pada ku, akupun bisa 1000 kali lebih jahat padamu. Aku bukan wanita lemah yang selalu kau injak! Aku memang cengeng! Tapi aku janji tidak akan mengeluarkan setetespun air mata untuk lelaki sialan sepertimu.

Tekatku untuk melupakanmu sudah bulat. Tapi aku takut, jika nanti rindu ini mendobrak pertahanan hatiku dan membuat semuanya kacau. Jujur, aku tak bisa menyalahkan rindu. Karena dia sama sekali tidak bersalah. Aku memang selalu kalah jika melawan rinduku sendiri. Karena rindu merupakan kata hati yang selalu menang. Dan endingnya, aku hanya dapat menatap wajahmu melalui foto, mendengarkan suaramu melalui voice note yang kamu kirimkan dulu, dan membaca chatingan kita dulu. Itu semua adalah obat rindu yang selalu membuatku meleleh dan benar banar GAGAL MOVE ON.

Untuk terakhir kalinya. Aku benar benar meminta pada-Nya agar kamu sadar akan sikap mu yang membuatku sakit. Membuatku menangis dan menambah kadar dosa untukmu. Cukup aku yang kamu sakiti. Wanita lain jangan! Aku mengakui kehebatanmu. Aktor tampan dalam kehidupan. Guru yang begitu sempurna untuk ku di masa depan. Tetaplah ingat KARMA. Terimakasih untuk segala tangis, tawa, canda, dan kenangannya. :')

Dari seseorang yang merindukanmu. Seorang  yang kau tinggal pergi saat sedang cinta-cintanya. Dan selalu terkalahkan oleh rindunya. :"D