Rabu, 22 November 2017

Untuk-mu

Tepat saat rintik pertama jatuh mengenai kepalanya, gadis itu meneteskan air mata (lagi). Kali ini tangisnya hanya mengalir. Semuanya meluap bersamaan dengan bau patrikor. Dia menatap angkasa. Berpikir bahwa angkasa begitu kejam. Selalu membawa angin untuk menghantarkan ingatan tentang seseorang yang ia sayang. Dan anehnya, bumi menerima semua itu dalam ekosistem kehidupan. Mengalirkan segala cerita dalam celah rasa sakit. Seolah berkata kau akan baik baik saja.

Terkadang ketika gadis itu berdiam diri, alam bicara padanya. Seperti berkata jangan lupakan masa lalu, tapi bersahabatlah dengan masa lalu. Hatimu akan baik baik saja. Cara alam menyampaikan semua itu terlihat sederhana. Seperti bumi yang selalu menerima hujan. Dan hujan yang terus jatuh walaupun sudah tau bahwa jatuh tak akan pernah baik baik saja.

Tapi lihatlah....

Hujan yang jatuh membuat. Tanaman seolah menari bersama irama rintiknya. Hingga akhirnya gadis itu mengangkat kepalanya. Ia mempercepat langkah kaki menembus hujan. Menikmati setiap jengkal air yang menghiasi tubuhnya.

Langkahnya mengarah pada seseorang yang amat berharga bagi hidupnya. Gadis itu berhenti di hadapan sahabatnya. Ia memeluk seolah bersyukur selalu ada orang yang membuatnya bangakit. Membuatnya bersemangat dalam hal hal kecil. Mungkin tanpa orang tersebuh gadis itu akan limbun. Hatinya terlalu rapuh.

Sahabatnya hanya berkata "Maaf." Gadis itu mendongak menatap mata orang dihadapannya. "Maaf untuk apa?"

"Maaf untuk tak bisa berbuat apapun saat kau patah hati. Maaf hanya menjadi pendengar." Ucapnya

"Kau serius berkata seperti itu? Bahkan aku bersyukur pada Tuhan telah mengirim orang sepertimu. Setidaknya kau tak pernah membuatku menangis. Selain menangis karena takut kehilanganmu." Jawab gadis itu serta menyeka ujung matanya.

"Kau akan baik baik saja. Aku janji. Walau aku tak pernah membantumu tetapi aku selalu ada di belakangmu. Jika kau jatuh aku akan membangkitkanmu."

Mereka diam sejenak. Hanya menyisakkan suara hujan yang mengiringi.

"Jangan berada di belakangku. Setidaknya berdirilah di sampingku. Jangan biarkan aku jatuh. Aku sangat berterimakasih." Gadis itu tersenyum lembut.

Sedangkan sahabatnya hanya menjawab "Posisiku harus selalu fleksibel. Dimanapun kau butuh. Aku bersamamu."

Mereka tersenyum. Tiba tiba gadis itu berucap lagi "Aku lelah. Aku selesai. Aku sudah bersenang senang kemarin. Kini saatnya istirahat. Aku bersyukur bisa mengenalnya. Cukup sampai disini saja. Aku akan baik baik saja."

Sahabtnya diam sejenak lalu menjawab "Bukan tugasku mengatur hidupmu. Aku mendukung semua pilihanmu. Kamu akan baik baik saja. Aku janji."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar